Sweet East – New York Day 2

Banyak tempat yang mau didatangi hari ini. So lets start early. Ehem, maunya sih berangkat pagi, tapi realisasinya ya jam 9 juga šŸ˜€

Nomer satu ke Central Park. Park super besar di jantung kota New York, pasti semua pernah dengar ya. Sampe sana udah rame banget yang jalan-jalan, lari pagi, sepedaan, dan main di playground. Seneng ya punya taman yang besar dan bagus begini, jadi pusat berbagai kegiatan. Tapi kemarin belum ketemu orang senam jantung sehat sih di sana šŸ™‚

L1020228 (640x480)

L1020232 (640x480)

L1020234 (640x480)

L1020237 (640x480)

Kita strolling around aja. Sempat lihat pelukis di pinggir jalan yang didatengin polisi, kelihatannya masalah perijinan. Trus banyak yang jual balon lucu-lucu. Be prepared, Parents, para anak kecil pasti kepingin :). Harganya 5 dolaran.

Little playground

Little playground

L1020240 (640x480)

Kita sekalian cari sarapan di sana. Kebab lagi :). Tapi dapet bonus yoghurt, karena lagi ada yang bagi-bagi sample.

L1020229 (640x480)

Habis sarapan, kita lanjut ke Rockefeller Center, mau naik ke Top of The Rock. Gedung ini punya 70 lantai lebih. Seperti di Willis Tower, sebelum naik lift, pengunjung disuguhi berbagai info menarik mengenai sejarah dan pembangunan gedung. Viewing Deck nya terdiri dari 3 lantai. Biar afdol, di tiap lantai kita foto-foto hehe..

Empire State Building as background

Empire State Building as background

Central Park among Skyscrapers

Central Park among Skyscrapers

Setelah puas, kita turun pake lift (ya masak pake tangga :p) yang lokasinya (purposedly) persis di depan toko suvenir :D. Kanan kirinya banyak toko dan resto, karena memang bagian bawahnya Rockefeller ini gabungan antara mall dan studio NBC (The Voice, anyone?). Berhubung punya tujuan lain untuk lunch/ dinner, kita ga makan di sana. Foto-foto aja di patung batu šŸ˜€

L1020256 (640x480)

Tujuan berikutnya adalah museum. Di New York jelas banyak museum bagus, di antaranya adalah Museum of Natural History, Guggenheim Museum, dan Metropolitan Museum of Art. Satu lagi yang sering bikin penasaran karena direkomendasikan beberapa teman adalah Museum of Modern Art (MoMA). Kebetulan ada paket combo Top of The Rock + MoMA. Cuuss lah kita ke sana.

No doubt, museum ini museum bagus. Tapiii, kita ga mudeng :D. Gw sampe bawa Ā audio guide, yang jelasin tentang beberapa karya yang terkenal. Ada salah satu lukisan warna merah dengan beberapa partisi. Judulnya Vir Heroicus Sublimis. Ga ada bentuk tertentu yang di gambar, warna merah saja. Gw ga ngerti apa maksudnya. Setelah dibaca ā€œVir Heroicus Sublimisā€ is Latin. And it means ā€œman heroic and sublime.ā€ Newman was sincere in his wish that his painting would convey that majesty and that dignity and that sublimity of what man could accomplish.” šŸ™‚

pic from wikipaintings.org

Begitu juga lukisan-lukisan lainnya. Perlu diresapi dalam-dalam artinya. Kadang gw liatin lama, terus tebak maksudnya sang artis. dan hampir semua tebakan salah :D. I definitely need to learn more to appreciate modern art :).

L1020262 (640x465)

For our living room?

For our living room?

Yang ini tentang pemain sepak bola

Yang ini tentang pemain sepak bola

Jayalah Campbel* ^_^

From Andy Warhol. Jadi inget bentar lagi musti ngantor ^_^

Exhibit tentang ruang sunyi

Oldenburg

Yang dari Monet ini bagus deh

I like this, from Monet

Setelah selesai muter, komen gw, “aku merasa berbudaya deh”. Sedangkan komen Sandy, “aku merasa dermawan deh” *jewer*. I guess he’d prefer Museum of Natural History.Ā 

Untuk anak-anak, ada sudut khusus untuk bermain dan berkreasi. Kemarin krucil betah banget di sana. Sempat bikin butterfly on a stick.

Acara selanjutnya penting banget! Kita mau cari gyros paling enak se New York, namanya Halal Guys. Antriannya selalu panjang waktu jam makan. Kemarin kita antri sekitar 45 menit. Worth it engga? Tentu saja! Satu porsi terdiri dari nasi, sayur, daging ayam, dan daging satu lagi (entah sapi atau kambing :D). Porsinya melimpah, dan rasanya enaaaaak. Die die must try ya kalo ke New York ;). I wish I had chance to taste it again.

L1020272 (640x480)

IMG00344-20130527-1720

Begitu kenyang, semangat jalan kaki lagi. Menuju ke Time Square, kita belok sebentar ke toko M&Ms. Oh my, semua printilan di toko ini pingin gw beli deh. Lutjuw-lutjuw. Udah hampir beli kaos kembaran suami istri (biar kayak manten anyar), tapi waktu itu ga cocok size nya :(. Jadinya beli permen aja warna-warni. Coba 3 varian, mint, almond, dan dark choc. Gw doyan semua haha..

Ā L1020277 (458x640)
Pelukis Pilox. Hasilnya detail lho

Pelukis Pilox. Hasilnya detail lho

Mendekati Time Square, banyak orang berkostum super hero dan tokoh kartun. Kita bisa foto bareng, tapi ga tau bayarnya berapa. Udah punya partner foto gratis sih Ā gw hehe..

Time Square

Time Square

Sempat disapa Spider-Man, “Assalamu’alaikum.. I’m a Muslim Spider-Man”. Trus abis itu doi sibuk ngatur2 lalu lintas, bantuin orang nyebrang :D.

Ā L1020286 (640x480)

Times Square banyak lampu, banyak iklan, dan yang jelas banyak orang.

Time Square Sisi Satunya

Time Square Sisi Satunya

Someday I wanna see Broadway

Someday I wanna see Broadway

Kita cuma foto-foto sebentar, dan lanjut jalan sedikit ke Madison Square… untuk foto-foto juga :D. Di New York inilah memory card di kamera nyaris penuh, padahal perjalanan masih 3 hari lagi. Banyak sih toko kamera sepanjang jalan, tapi harganya mahal. Ya udahlah nanti aja beli pas lewat Walm*rt ;).

Madison Square Garden

Madison Square Garden


Setelah Madison, berakhirlah jalan-jalan kami di New York. Kayak mimpi rasanya. I want more :). Dan waktu itu lupa banget pingin coba Banana Pudding nya Magnolia Bakery. Masih bisa ngga ya balik lagi? *ngintip kalender akademis Sandy*

Anyway, we’re having great times in New York. And why so sad if we’re going to visit another lovely city tomorrow?

Boston, here we come šŸ˜€

Sweet East – New York Day 1

What to do if we only had 2 days in New York? Asli susah jawabnya :D.

Sebagai kota terbesar di Amerika, tentu saja banyak sekali tempat yang musti Ā didatangi, makanan yang perlu dicoba, pertunjukan yang harus dilihat, dan kewajiban-kewajiban lainnya. Minimal perlu tinggal di sana satu tahun lah šŸ˜€ (idih maunya). Since we only had 2 days, maka ditega-tegakan (this word sounds funny) untuk menghapus banyak tempat dari itinerary. Hiks hiks..

Tujuan pertama definitely Lady Liberty. Ada bermacam-macam paket cruise yang ditawarkan, mulai dari 40 menit seperti yang kita pilih, sampai seharian muterin kota new york. sebaiknya datang lebih awal dari jadwal kapal ya, karena antri loketnya panjang. Walaupun sudah beli tiket online, tetap harus ke loket untuk reconfirm.

Alhamdulillah hari itu cuaca cerah, langitnya biru fotogenik. Kita langsung naik ke bagian paling atas kapal. Wew, ternyata anginnya kencang plus dingin. Ga papa, demi bisa foto bagus :). Di lantai bawah yang ruangan tertutup, pemandangannya juga cukup bagus kok, karena jendelanya lebar. Kata guide, kami beruntung, karena kemarin masih mendung dan gerimis.

Ā L1020135 (640x480)

Our encounter with the lady.

L1020151 (453x640)

Ā L1020146 (640x480)

Waktu itu kapalnya ga merapat, karena pier nya masih diperbaiki pasca badai Sandy. Baru dibuka lagi pas perayaan Independence Day tanggal 4 Juli.

Auranya orang-orang gembira banget deh šŸ™‚

Ā L1020137 (640x483)

Setelah itu kita menujuĀ 9/11Ā Memorial. Rame banget! Dan sempat bingung cari tempatnya. Di dekat situ ada museum juga, tapi yang pingin kita lihat adalah memorial nya. Akhirnya sampai ke lokasi di mana WTC dulu berdiri. Sedih ya membayangkan masif nya kerusakan dan kengerian yang terjadi di sini.

Ā L1020199 (640x480)

But time will heal, and people keep moving on. Sekarang sudah dibangun gedung baru, One World Trade Center. Tingginya 541 meter. Mengalahkan Empire State Building sebagai gedung tertinggi di New York. Mengalahkan Willis Tower sebagai gedung tertinggi di US. Akan diresmikan akhir tahun ini.

Itu gedung barunya yang paling tinggi

Itu gedung barunya yang paling tinggi

Selanjutnya, kedua Bapak mahasiswa ekonomi ini pingin foto sebelahan sama patung banteng di Wall Street. Di sana juga rame banget. Akhirnya istirahat aja di taman sambil makan siang. Di New York ini ga susah cari makanan halal. Banyak banget stand di jalan yang jual Halal Food. Menunya sebangsa hotdog atau kebab. Ada menu nasi ala mediteran juga, dan rasanya lumayan enak.

Ā L1020190 (640x480)

Di taman ada beberapa remaja Korea buka stand. Sandy yang radar penasarannya tinggi, langsung datang tanya. Eh balik-balik bawa stiker, gantungan kunci, dan t shirt :D. Rupanya mereka sedang kampanye tentang satu pulau yang sedang jadi perseteruan antara Jepang dan Korea, namanya Dokdo. Judul kampanye nya “Korea Starts from Dokdo”. Di sekeliling taman dipasang foto-foto dan keterangan mengenai pulau Dokdo, mulai dari sejarahnya sampai kondisi saat ini. Menarik dan simpatik ya caranya :).

Di sudut adalah salah satu papan gambar tentang Duk Du

Di sudut adalah salah satu papan gambar tentang Dokdo

Kita juga sempat masuk ke Museum Indian di dekat situ. Cuma sebentar banget, dan jadi tau kalo Jimi Hendrix punya darah Indian šŸ™‚

Ā L1020180 (480x640)
L1020181 (640x480)
L1020183 (640x389)

Jalan lagi sambil foto-foto

Beliin gak?!

Beliin gak?!

Fed Res cabang New York

Fed Res cabang New York

Naik turun subway, ada yang keretanya udah lama, ada yang baru dan bersih. Begitu juga stasiunnya. Ada yang gelap dan kumuh, ada juga yang keren dan modern.

Di salah satu stasiun, tiketnya Ryan sempat ga bisa dipake. Jadi ketahan di luar, sementara kita semua udah masuk. Oalah piye iki >_<. Jadi musti tukar tiket ke petugas di loket, padahal tempatnya jauh dan Ryan jadi susah nemu tempat kita nunggu. Udah gitu hape ga ada yang dapet sinyal. *pukpuk Bua nya Aisha dan Izza*. Untung akhirnya ketemu lagi semuanya :D.

Ā L1020222 (640x504)

Tujuan berikutnya adalah The Famous Upi Jaya. Woohoo, temu kangen dulu sama nasi padang. Istimiwir sekali memang perjalanan ke East Coast ini, banyak makanan Indonesianya :D. Gw pesen dendeng balado. Model dagingnya agak tebel, bukan tipis krispi sperti bayangan gw. Tapi tetep enaak.Ā Ceritanya gulai tunjang nya juga enak, tapi kmrn gw ga nyoba. Untuk krucil yang ga maem pedes, bisa pesen sop. Alhamdulillah perut bahagia.

Ā L1020224 (640x480)
L1020226 (640x480)

Selesai makan malam, kita pulang. Mau istirahat aja, soalnya capek juga jalan kakinya hari ini. Udah dapet brapa kilo ya tadi seharian? Gw langsung merasa sehat :D.

New York was so much fun. Let’s explore further tomorrow!

Sweet East – Philadelphia

Dalam perjalanan dari Washington DC ke New York, mau mampir dulu ke Philadelphia.

Sejak bikin itinerary, yang diincer banget di kota ini adalah toko indonesia. Ibu2 mau re-stock margarin. Payah deh ah, gimana mau melebur ke budaya lokal kalo belum bisa pisah sama telor ceplok blueband? :D. I’d tried anyway, pake butter merk sini untuk masak dan bikin kue. Tapi tetap untuk beberapa masakan, rasanya kurang cihui. Gw sekarang mengamini quote nya Uwie, bahwa masak Ā pasti enak asal pake bawang bombay dan blueband :).

Di Philadelphia banyak restoran dan toko indonesia, salah satunya adalah Ramayana. Kita mampir lumayan lama di sana, dan pulang dengan “total kerusakan” cukup parah :D. Abis semua pingin dibeli. Sambel, kerupuk, kopi, ovalet, meses, sampe teh kotak. Yang punya toko pun ga berhenti menyemangati (baca: makin nawarin macem2). End up kita juga beli beberapa makanan jadi untuk makan malam dan sarapan nanti.

Sementara untuk makan siang, ada satu tempat yang sudah diincar juga. Saking spesialnya, kita lebih pilih lunch di sini daripada makan kepiting di Baltimore. Demi apa teman-teman? Demi sepiring makanan eksotis bernama rujak cingur :D. Udah lama banget ngga makan. Karena di toko daging, nanya buntut sapi aja yang jaga toko suka heran, apalagi kalo nanya idung sapi :D. Ah coba mereka tahu uenaknya rujak cingur ini. Restorannya bernama Hardena, spesialis masakan jawa timur.

Selain rujak cingur, kami pesan soto daging. Di sana juga ada berbagai masakan ala warteg. Minumnya apa ya? Es kelapa deh kalo ga salah :D. Semua pesanan kita enak! Mana porsinya jumbo. Jadi puas banget. Obat kangen sementara, sampai Ā bisa ketemu lagi sama rujak cingur pasar genteng.

Lokasi restonya berdekatan dengan toko Ramayana. Sedikit susah cari parkir, karena jalannya kecil2, dan spot parkirnya kebanyakan sudah ditempati warga setempat. Tapi kalo sabar muter2 sebentar, pasti dapat parkirnya. Worth it lah, untuk makan siang yang enak.

Kenyang makan, kita menuju Independence Hall. Initially I plan to spend 3 hrs there. Tapi karena ga pingin kemaleman sampai ke New York, akhirnya durasinya dikurangi jadi sekitar 1.5 jam saja. Sebentar sekali ya, mengingat kota Philadelphia ini erat kaitannya dengan sejarah kemerdekaan Amerika.

Mengutip Wiki, “During the American Revolution, Philadelphia played an instrumental role as a meeting place for the Founding Fathers of the United States, who signed the Declaration of Independence in 1776 and the Constitution in 1787. Philadelphia was one of the nation’s capitals during the Revolutionary War, and the city served as the temporary U.S. capital while Washington, D.C., was under construction.”

Di sini, kita bisa melihat tempat ditandatanganinya Declaration of Independence dan Liberty Bell. Tempat menarik lainnya adalah Benjamin Franklin National Memorial dan Betsy Ross House, di mana bendera Amerika pertama kali dibuat (walau ada sedikit dispute tentang kebenarannya). Oh ya, sekolahnya Pak Boediono, Wharton Business School, juga berlokasi di Philadelphia. Sekolah ini bagus banget, masuknya pun saingan luar biasa, makanya jadi penasaran pingin liat. Mungkin lain kali, kalau waktunya lebih longgar, mau deh didatangi satu2. Sambil coba makan Philly Cheese Steak di Pat’s atau Geno’s. Keduanya berhadapan dan antrinya sama2 mengular. Diduga rasanya enak :).

Nah ini sedikit foto kita di Independence Hall ^_^
Visitor Center

Visitor Center

Large Painting

Large Painting

L1020116 (640x480)
Antrian panjang untuk liat Bel
Independence Hall, tempat perumusan naskah Declaration of Independence

Independence Hall, tempat perumusan naskah Declaration of Independence

Sebelum pindah ke Washington DC tahun 1800, para presiden tinggal di Philadelphia. Di sini ada memorialnya.

President's House Foundation

President’s House Foundation

Tentang slavery

Tentang slavery

Banyak yang berpakaian kuno

L1020131 (640x505)

L1020129 (640x480)

Di sekitar, banyak sekali transportasi untuk pengunjung yang mau keliling Philadelphia

L1020126 (640x480)

Bis turis

Bis turis

Bis yang bisa nyemplung ke sungai

Bis yang bisa nyemplung ke sungai

Sorenya, lanjut jalan lagi ke… NYC, beibii!

Makin mendekati New York, tanda-tanda kota besar mulai keliatan, yaitu macet dan jalannya banyak. Ah kalo gw yang nyetir pasti udah nyasar ga karuan :D. Walau GPS sudah berusaha maksimal kasih petunjuk, tapi kalo jalannya tumpuk-tumpuk ya tetep aja bingung. Untunglah Pak Driver dan Navigatornya cukup gesit dan pandai membaca GPS, jadi ngga pake acara nyasar. Agak deg2an kena macet, karena udah janjian mau ketemu sama Karli, pemilik apartemen yang kita sewa. GPS sih bilang bakal nyampe dalam waktu 10 menit, tapi setelah sekian lama kok tetap 10 menit, ga makin mendekat dong kita >_<. Untungnya macet ga terlalu panjang dan kita tepat waktu, malah sampe lebih duluan.

Kita stay di daerah Brooklyn, cari yang dekat stasiun mrt. Dapat pengalaman baru lagi. Kalo sebelumnya, apartemen yang kita sewa memang untuk disewakan, jadi pemiliknya tidak tinggal di sana. Kali ini, si pemilik tinggal di apartemen itu juga. Berhubung dia mau liburan lama, disewain deh ke kita. Lucu juga, jadi dalam ruangan banyak barang-barang pribadi kaya jaket, buku, bumbu dapur, etc. Kulkasnya juga setengah penuh, masih ada sayur, buah, susu, dkk. Kita ditawarin sih, kalo perlu ambil aja apa yang ada di kulkas :). Tapi karena sangunya dua ibu-ibu ini masih banyak, akhirnya kita tetep makan bekal sendiri aja.

Perputaran baju sedikit tersendat karena ternyata ga ada mesin cuci. “Tapi kalo mau nyuci, saya ada papan gilesannya”, demikian tawaran sang pemilik :D. Ada juga laundry di sekitar apartemen, tapi jam bukanya tabrakan sama jam jalan2 kita. Setelah rekap sisa baju, diputuskan masih cukuplah sampe liburan selesai. Kata Sandy, ya kalo kurang2 dikit, bisa beli aja (terus gw ngarep kurang aja biar beli baju baru hahaha)

Malam itu, kita dinner nasi bungkus nya Ramayana, sama masak indomi juga kalo ga salah :p. Tumis cumi pilihannya Ryan enak deh, pedes, cocok banget sama nasi anget. Recommended kalo teman-teman ada yang mampir ke Ramayana. Somay nya juga enak.

Alhamdulillah, sampai juga di NYC, safe and sound.

Ready to explore The Big Apple tomorrow.

Let's Go!

Let’s Go!

Sweet East – Washington DC Day 2

Hari kedua, cuaca berubah 180 derajat jadi dingin banget, probably single digit. Padahal Sandy udah optimis banget ga bawa jaket. Di national mall sebenernya banyak yang jual jaket/sweater. Gw usul beli aja, tapi beliau ga mau, soalnya kebanyakan motifnya loreng2 ala trio macan :D. Atau kalo engga ya ada tulisan semacam I love DC. Ya udah akhirnya gagah brani menerjang angin dingin pake kaos lengan pendek.

Kali ini kita naik mobil, dapat parkir lumayan dekat dan ga mahal, 10 dolar seharian. Tujuan pertama adalah Lincoln Memorial. On the way, kita mampir ke World War 2 Memorial. Bangunan berwarna putih yang melingkari kolam air mancur. Di pilar2 nya tertulis nama 50 negara bagian Amerika.
WW II Memorial

WW II Memorial

Quote from President Truman

Quote from President Truman

L1020027 (640x480)

Obelisk from WW II Memorial

Obelisk from WW II Memorial

Dari sana kita menuju Lincoln Memorial, jalan menyusuri tepian kolam panjang yang dikenal dengan Reflective Pond. Fun fact, di kolam ini banyak bebeknya :D. Kalo ada orang lewat, mereka mendekat dan (seperti) bergaya. Lucu.

Dancing Duck

Dancing Duck

Dan terulang lagi dong ketidaksabaran berfoto, seperti kemarin di Capitol. Tiap 20 meter gw minta difoto dengan background memorial. Terus mendekati memorial, balik badan minta difoto Ā dengan background Obelisk haha. Waktu itu, Obelisk nya lagi dipugar setelah terkena gempa.

Panjang ya Reflective Pond

Panjang ya Reflective Pond

L1020045 (640x480)

L1020056 (552x640)

Tangganya banyak

Tangganya banyak

L1020038 (640x480)

Habis itu, kita menuju White House, diiringi hujan rintik2. Sandy, without his jacket, udah kena angin dingin, keujanan pula >_<. Tapi keliatan santai2 aja sih, untung habis itu ga flu.

White House

White House

Pak Obama, r u home? ^^

Pak Obama, r u home? ^^

Squirrel, kamu kelamaan berjemur ya :)

Squirrel, kamu kelamaan berjemur ya šŸ™‚

Setelahnya, kita cari makan. Udah browsing, ada restoran Malaysia lumayan dekat. Jadi maunya habis makan, sambil nunggu bapak2 jumatan, ibu2 n krucil ngemil di sana :D. Ada 2 tempat jumatan di sekitar situ, KBRI dan Georgetown University.

Becaknya DC

Becaknya DC

Menu lunch nya lumayan enak. Kita pesan nasi lemak, gule kambing, nasi hainan, dan mie dengan kari ayam. Rasanya lumayan enak. Cuma di nasi lemak yang gw pesan, ada sedikit tone manis, sementara gw expect rasanya full gurih. Minumnya teh tarik, manis dan hangat, enak banget buat kita yang abis kedinginan di luar. Selesai makan, mejanya langsung dibersih2in, trus restonya juga mulai banyak tamunya, jadinya kok sungkan mau nongkrong lama di situ. Pindahlah kita ke Starbucks, pesen kopi, hot choc, duduk manis sambil mainan menggambar huruf sama Aisha n Izza.

Pas Bapak2 dateng, diceritain kalo ternyata di KBRI ada tempat untuk nunggu jumatan, dan tempatnya bagus. Jadi kalo nanti mengalami lagi, mending kita semua ngumpul di sana. Selain di DC, KBRI lain apa gitu juga ya? Teman2 ada yang tau? šŸ™‚

Kantor Wapres di background

Kantor Wapres di background

Federal Reserve, bank sentralnya US

Federal Reserve, bank sentralnya US

Treasury- Depkeu nya US

Treasury- Depkeu nya US

Ministry of Trade. Gedungnya panjang banget, 1 blok sendiri

Ministry of Trade. Gedungnya panjang banget, 1 blok sendiri

Next destination: National Geographic Museum. Jelaslah ini usulan Pak Sandy yang penggemar Nat Geo. Di sana lagi ada exhibit Ā Real Pirates: The Untold Story of the Whydah from Slave Ship to Pirate Ship. Keren banget! Awal masuk kita nonton film pendek dulu tentang Whydah, awalnya kapal yang dipakai untuk mengangkut budak dari Afrika ke Amerika, tapi akhirnya menjadi kapal bajak laut. Setelah itu kita diarahkan menuju ruangan berisi lonceng besar asli dari Whydah. Dilanjutkan ke ruang exhibit berisi berbagai gambar dan artefak Whydah yang diambil dari dalam laut (soalnya kapalnya karam).

Digambarkan banyak kaum minoritas yang tertarik bergabung, karena di dunia pirates ga penting apa warna kulitmu ataupun asal usulmu.Ā Kalau merampok kapal lain, para bajak laut ini tanya dulu ke awak kapal, Kaptennya baik atau jahat. Kalo jahat, bakal disiksa dan dibunuh. Kalo baik, bakal dilepas, bahkan bisa dikasih kapal juga.

Bajak laut ada yang perempuan juga lho. Ceritanya malah mereka yang paling gahar saat bertempur. Sedangkan bajak laut termuda di Whydah umurnya baru 7 tahun >_<.

Petualangan Whydah berakhir saat kapal karam. Ketujuh bajak laut bertahan sampai ke daratan. Mereka dibujuk untuk menyerahkan diri dengan janji tidak akan mendapat hukuman berat (FYI, jaman itu biasanya bajak laut dihukum mati di depan umum, supaya ga banyak yang ikut2an). Tapi janji tinggal janji, karena at the end sisa awak Whydah tetap dihukum gantung.

Ahh, keren lah exhibit ini. Sampe bisa pegang2 koin asli dari jaman itu. Kali ini ga ada fotonya, karena memang ga boleh :(. Silahkan dilihat di sini aja ya. Kalo kapan2 datang ke jakarta, banyak peminatnya ga ya? Gw sih seneng banget.

Habis itu, kita nyebrang ke gedung sebelah untuk lihat pameran foto. Ini kumpulan foto yang tidak “berhasil” dimuat di majalah. Dibuang sayang gitu ya judulnya :). Bagus2! Tapi karena tiap tahun ribuan foto yang harus diseleksi, hanya best of the best yang akhirnya terpasang di Nat Geo.

Malamnya kita dinner di Satay Sarinah. It was delicious! Kita pesan batagor dan sate campur (ayam, sapi, dan kambing). Satenya enak, bumbu kacangnya enak. Sampe akhirnya kita pesan sate lagi dibungkus buat sarapan, plus lumpia. Enak semua. Tombo kangen :).

Uenak Satenya

Uenak Satenya

Alhamdulillah hari ini senang jalan2nya, kenyang makan2nya :D.

Tomorrow, we’ll be ready for Philadelphia.

Sweet East – Washington DC Day 1

First morning in DC. Cloudy dan sejuk, nyaman untuk jalan2. Dari apartemen, kita jalan 10 menitan ke halte terus naik bis ke Capitol. Waktu bayar bis, kita ga siap uang pas. Ga tau juga tarifnya berapa. Bayar pake 10 dolar, ternyata kenanya kalo ga salah cuma sekitar 7 dolar. Ibu drivernya bilang ga bisa kasih kembalian. Ya iya lah, kan uangnya langsung dicemplung ke dalam kotak. Dan si ibu pasti ribet kalo harus multitasking nyetir bus sambil jadi kenek :D. Sudahlah, ongkos belajar.

Di tengah jalan sempat ada kejadian lucu. Ada 2 anak SD nyetop bis. Trus nanya boleh ga nunut sampe halte berikutnya. Gratis aja, soalnya deket. Engga boleh, dijawab dengan tegas sama Bu Driver, tapi sambil ketawa :D.

Pagi itu, langitnya abu2. Ke arah Capitol sudah terlihat beberapa rombongan tur, sepertinya anak sekolah dan guru2. Pake kaos seragam warna neon. Kita jalan iring2an, sampe dicegat petugas di dekat pagar Capitol. Dikasihtau, kalo mau ke visitor center, lewatnya jalan yang memutar. Sebetulnya kita mau langsung masuk ke halaman depan, karena kelihatan ada rombongan yang bisa foto2 di tangga Capitol. Tapi belum boleh masuk sama petugas. Ternyata karena kepagian, soalnya setelah agak siang, jalan masuk itu tadi sudah dibuka. Yang foto2 tadi kok bisa masuk? Mungkin lewat jalan lain atau mungkin udah ngurus ijin.

Akhirnya memutar lewat Library of Congress. Bagus gedungnya, sayang kita ga masuk.

Ā L1010948 (640x480)

Setelah itu nyebrang dan foto2 di depan Capitol. Dari Capitol masih keliatan kecil, kita udah foto2. Trus mendekat, eh Ā bagus angle nya, foto lagi. Trus makin mendekat, eh ini lebih bagus lagi. Sampe banyak banget fotonya hahaha. Ga sabaran sih.

Dari jauh, masih kecil

Dari jauh, masih kecil

Diputuskan, ini angle paling optimal ;p

Diputuskan, ini angle paling optimal ;p

Tujuan berikutnya adalah Smithsonian’s National Air and Space Museum. Alokasi waktu cuma 2 jam. Mikirnya karena udah ke Kennedy Space Center, kali ini kita mau lebih banyak lihat tentang pesawat. As always, kalo ke museum gw selalu merasa kekurangan waktu, karena museumnya besar, bagus dan detail sekali. Paling bener kan dibaca satu2 semua keterangannya, dilihat teliti gambar dan peraganya, diserap atmosfirnya, dan dibayangkan kejadian nyatanya. Mungkin 3 hari baru puas ya menikmati satu museum ini aja :D.Ā Kita sempat lihat exhibit world war 2, pilot2 perempuan, pesawat pertama Wright bersaudara, dan satu exhibit untuk anak2 dengan banyak alat interaktif.

L1010968 (640x480)
The Brave Miss Earhart

The Brave Miss Earhart

L1010965 (640x480)

L1010962 (480x640)

Ini museum tentang suku Indian, bagus ya gedungnya. Kita ga masuk

Ada beberapa teater Imax dan planetarium, suer menarik banget film2nya. salah satunya tentang Teleskop Hubble, seperti yang kita lihat di Kennedy Space Center. Ihiks, sedih ga sempet masuk. Oh dan ada juga free guided tour yang diberangkatkan setiap 10 menit dari Information Center. Luar biasa, museum keren ini, dan semua smithsonian’s museum lainnya, gratis aja teman2 (kecuali kalo mau liat IMAX)

Dari situ kita menuju Smithsonian National Museum of Natural History. Rame banget! Tapi karena besar sekali, kita masih cukup leluasa menikmati berbagai exhibit. Cari aja yang sepi dulu. Salah satu yang menarik adalah tentang Human Origin. Banyak visual tentang manusia purba. Makin mundur ke belakang, rasanya makin ga terima kalo dibilang itu nenek moyang manusia :D.

L1010973 (640x480)

Any similarities? >_<

Any similarities? >_<

Ada juga tangki isi giant squid. Gw bayangin mirip sama salah satu adegan dalam buku Dan Brown, The Lost Symbol. Buku ini mau jadi film ga ya? Pingin nonton deh, mencocokkan visualisasinya dengan bayangan gw setelah datang ke Smithsonian :).

Selanjutnya kita pindah ke museum sebelah , Smithsonian’s National Museum of American History. Di sini cuma sebentar, muter2nya cepet banget. Antara lain ke exhibit sejarah bendera US, American stories, American at wars, American on the move, the making of money, dan ga ketinggalan ngintip dapurnya Julia Child di exhibit FOOD: Transforming the American Table. Trus pulangnya makin mupeng beli mixer kaya punya Julia Child :D. Bagus banget museum ini. Jauh lebih keren dari yang sempat kita foto. Supaya maksimal, daripada foto2 , kita pilih sebanyak mungkin melihat dan menyerap informasinya. Alhasil fotonya cuma sedikit hiks hiks..

Dapur Julia Child  (read: kode mixer idaman)

Dapur Julia Child (read: kode mixer idaman)

Choochoo

Choochoo

L1010980 (640x480)
L1010984 (480x640)
Ini semacam pengibaran bendera

Ini semacam pengibaran bendera

Wah seharian itu lumayan banget jalan kakinya. Betisku berkembang :D.Ā National Mall ini luas bukan main, jalan2nya kita bagi jadi 2 hari. Agenda hari pertama di sana sudah selesai, dan kita melanjutkan perjalanan ke museum Madame Tussaud. On the way ke sana, kita melewati bangunan dengan antrian panjang di depannya. Oh ternyata itu theater di mana Lincoln ditembak. Pingin lihat juga, tapi ga jadi karena Ā waktu terbatas.

Untuk Madame Tussaud, kita dapet diskon 40%, karena datengnya udah jam 4 sore. Yang istimewa dari cabang DC ini adalah koleksi patung lilin POTUS, lengkap dari Washington sampe Obama. Saking real-nya para patung, Dik Izza sempet nangis pas masuk. Memang agak mencekam ya kita dilihat sama begitu banyak Ā bapak presiden :).

I'm a fan

I’m a fan

Sumringah banget, Mas :)

Sumringah banget, Mas šŸ™‚

Dulu sempet punya kaos petugas pom bensinnya nih ;)

Dulu sempet punya kaos petugas pom bensinnya nih šŸ˜‰

L1010990 (640x480)

Lookin good šŸ˜‰

Ada tiruan ruangan presiden di White House, lengkap dengan Barack n Michele. Di sana ada petugas fotonya, tapi kita tetap boleh foto2 sendiri. Bedanya kalo mau foto sendiri, cuma boleh dari jarak tertentu, ada batasnya. Spot paling oke tentu saja jadi milik petugas foto, yang hasil jepretannya bisa dibeli di toko suvenir.

Nah kalo ini sama artis dan atlit

Ckck, alay abis2an

Ckck, alay abis2an

Haus Om Tiger?

Haus Om Tiger?

Dia sih bukan artis bukan atlit. Kategori apa ya?

Eh dia sih bukan artis bukan atlit. Kategori apa ya?

Setelah puas muter dan foto2, kita pulang naik bis lagi. Aduh pegelnya. Apalagi mommy daddy nya krucil ya :). Tapi tetap riang gembira. Kan liburan šŸ˜‰
Sambil nunggu bis, daripada nganggur ;p

Sambil nunggu bis, daripada nganggur ;p

Izza, udah bahagia lagi

Izza, udah bahagia lagi

Sweet East – Pittsburgh

Wanna meet a procrastinator? Ini ada satu di sini :p. Mau cerita jalan2 nya kita ke East Coast Ā TIGA bulan yang lalu. Maklumlah nyonyah banyak kesibukan (baca novel, bobok siang, dsb)

Salah satu alasan tertundanya posting jalan2 ini adalah gw ribet ngarang judul. Kemarin ketawa ketiwi sama Sandy nyari kata2 yang rhyme sama East. Sempet nemu East Feast, East Mist, East Bliss, sampe East Kiss :D. Udah lah ya, kayanya emang kurang berbakat jadi creative writer.

Trip kali ini tetap combo keluarga Pak Sandy dan Pak Andy. Together forever hehehe.. Rutenya AA-Pittsburgh-Washington DC-Philadelphia-New York-Boston-Niagara-AA. Kalo digambar di gugel, bentuknya kaya diamond :D. Total jarak 1800 miles, sekitar 2900 km, atau seperti 3x jakarta-surabaya.

Walaupun mileage lebih sedikit dibandingkan perjalanan ke Orlando, tapi bikin itinerary nya lebih rumit. Dalam perjalanan 10 hari ini kita kan pindah2 kota, jadi nyari hotel, makan, dan tempat jalan2 juga per kota. Kali ini tempat nginepnya gabungan antara apartemen dan hotel. Seperti biasa, kalo cari apartemen viaĀ homeaway.comĀ danĀ airbnb.com. Dan kalo cari hotel via Priceline,Ā Booking.com, atau website nya hotel itu sendiri. Mana yang lebih murah aja :D.

Tujuan pertama kita ke Pittsburgh, mau Ā ke tempatnya Tintin, teman kantor Sandy dan teman sma gw di Palembang (walau cuma 1 cawu :D). Sampai di apartemennya, disambut Manda yang dengan ramah langsung menyebar puzzle nya untuk kita pecahkan rame2 hihi.., mommy nya Manda pun luar biasa sambutannya, kita dimasakin iga enak banget. Hasilnya jadi betah banget di rumah Tintin ^_^. Thank you for having us, Guys šŸ™‚

Sebelum lanjut ke DC, kita mampir ke resto Indonesia, Kusuka. Gede banget. Secara biasanya resto di AA kecil2. Gw bungkus sate padang dan mpek2 buat dinner. Engga sempet mampir kemana2 lagi, karena takut kemaleman. Masih 2 jam perjalanan menuju DC.

Salah satu sudut Kusuka

Salah satu sudut Kusuka

Sampe di DC udah sore, jadi langsung menuju apartemen. Otw kesana, sekilas udah keliatan bangunan2 megah di National Mall. Memang masuk ibu kota beda suasananya. Anggun, itu kesan pertama buat gw. Coba besok kita lihat dari dekat ya.

Apartemen yang kita sewa kali ini bagus deh. Dua lantai, dua kamar, as usual lengkap dengan dapur dan mesin cuci. Sedikit mines menurut gw karena ruangannya banyak bersekat, jadi kurang lapang. Tapi krucil, Aisha dan Izza, malah hepi bisa muter2 naik turun tangga kecil antar ruang. Sambil sekali2 Ā petak umpet dan halang rintang pake bantal sofa :D. Dikasih komputer pula, jadi bisa bapak2nya nonton tivi, anak2nya nonton pbs di komputer.

Cozy bed, bantalnya banyak :)

Cozy bed, bantalnya banyak šŸ™‚

Sip lah, malam itu kita dinner sate padang dari Kusuka, plus rendang sangu dari AA. Suasana resto padang di Washington DC šŸ˜‰

The Fault in Our Stars

Bulan puasa, jadi ngebut baca buku. Ann Arbor lagi sumuk banget, jadi Ā agak males jalan2 keluar. Kemarin juga melewatkan Art Fair gara2 males kepanasan *kemayu*

Selain mengikuti buku2nya penulis favorit, gw juga suka pilih buku2 dengan rating dan review bagus, bisa dari Goodreads, New York Times Best Seller, Oprah book club, dan lain2. Atau juga buku pemenang award seperti Pulitzer.Ā Buku ini dapat 4.5/5 bintang di Goodreads, 7 minggu jadi NY Times best seller, dan dipilih oleh majalah TIME menjadi Best Fiction 2012. Penasaran kan? šŸ™‚

Image
*pic from wiki

Ceritanya tentang Hazel Grace dan Augustus Waters, 2 remaja penderita kanker.Ā Hazel Grace, 16 tahun, penderita kanker thyroid stadium 4. Kankernya sudah menyebar ke paru2, sehingga sehari2 ia harus menggunakan tabung oksigen. Augustus Waters, 17 tahun, penderita osteosarcoma, salah satu kakinya diamputasi dan diganti dengan kaki palsu.

Mereka berkenalan di Support Group untuk para remaja penderita kanker. Augustus tertarik pada Hazel, karena menurutnya cantik seperti Natalie Portman di film V for Vendetta :). Sebaliknya menurut Hazel, Augustus is hot. Ganteng dan mantan pemain basket.

Mereka sama2 suka novel berjudul An Imperial Affliction, karangan seorang penulis nyentrik yang tinggal di Belanda. Karena ending novel ini menggantung, mereka penasaran dan gigih mendatangi sang penulis untuk tahu bagaimana endingnya.

Simple ya ceritanya? Tapi bahasanya sama sekali ga simple. Asli gw lama banget bacanya, sampe akhirnya kena deadline bukunya harus dibalikin. Akhirnya ngantri perpus sebulanan lagi baru bisa nerusin baca. Gaya bacanya pun akhirnya ga usah sampe ngerti kata per kata, yang penting dapat konteks dan feeling nya behehehe..

Begitu banyak hal yang gw suka dari buku ini. Salah satunya adalah gimana Hazel dan Augustus menyikapi sakitnya. Bisa menerima kalau mereka mungkin “dipanggil” kapan saja dan tetap bersikap wajar. Tetap menjalani hidup hari ke hari apa adanya, tanpa sedih berkepanjangan. Tetap lucu, sedikit ketus, sedikit asal, khas remaja seumur mereka. Kecemasan terbesarnya bukan terhadap diri sendiri atau penyakitnya, tapi terhadap orang2 terdekatnya. Kalo bahasanya Hazel, i don’t wanna be a grenade. Dia mikir banget gimana orang tuanya akan sangat sedih setelah dia ga ada nanti. Dia juga takut pacaran sama Augustus dengan alasan yang sama.

Sebaliknya Augustus anaknya optimis banget. Si ganteng yang sadar kalo dia ganteng ini gigih mendekati Hazel. Manis sekali caranya, it’s impossible to say no to him. Ā Contohnya gini:

Augustus: ā€œYou should see it. V for Vendetta I mean.

Hazel: Ā  Ā  Ā  Ā  “I’ll look it up.”

Augustus: Ā No. With Me. At my house. Nowā€

Atau ini: Ā ā€œOh, I wouldn’t mind, Hazel Grace. It would be a privilege to have my heart broken by you.ā€

Augustus paling takut kalau dia akan “pergi” tanpa meninggalkan suatu hal yang berarti bagi dunia. He said, “i want to leave mark”.

I really really really like him :).

Beberapa bagian mengingatkan gw sama Bapak. Karena paru2nya, Hazel harus menggunakan oksigen sepanjang waktu, seperti Bapak dulu. Saat tidur pun harus dengan bantuan BiPap. Alat yang mengambil alih fungsi paru dengan cara menarik dan mendorong oksigen dari dan ke tubuh pemakai. Bapak Ā juga pernah pakai. Betapa untuk aktivitas semudah bernafas, para penderita penyakit paru harus berjuang keras melakukannya. Kalau kata Bapak dulu, mau nafas aja kok harus mikir. Sebuah reminder ya teman2, untuk bersyukur atas nikmat sehat dan bernafas :). Jangan lupa juga dijaga kesehatan parunya.

Buku ini gw mulai dengan pelan, ya karena bahasanya agak susah itu tadi. Setelah mulai tune in, gw ketawa2 baca ngobrolnya Hazel dan Augustus yang kocak khas remaja. Beberapa memang kelihatan terlalu berat dan filosofis untuk obrolan remaja, tapi mungkin mereka memang digambarkan lebih dewasa karena penyakitnya. Nah seperempat bagian terakhir, mulai lah mondar mandir ambil tisu, nangis sampe mata mbendul. I didn’t expect i’d cry that much! Untuk yang mau baca, mungkin sebaiknya bagian akhir jangan dibaca setelah menggunakan make up maupun krim perawatan muka :D.

Walaupun sedih, tapi menurut gw ceritanya tuntas. Ada closure untuk semuanya . Kekhawatiran Hazel akan orangtuanya terjawab. Cerita di balik penulis belanda terjawab. Dan terutama cerita Augus dan Hazel ditutup dengan indah. Sedih tapi manis sekali. Buku ini meninggalkan kesan mendalam buat gw.

Lastly, my fave quote:

ā€œIā€™m in love with you, and I know that love is just a shout into the void, and that oblivion is inevitable, and that weā€™re all doomed and that there will come a day when all our labor has been returned to dust, and I know the sun will swallow the only earth weā€™ll ever have, and I am in love with you.ā€

Ps. Udah mau dibikin film, dan ini dia calon pemeran Augustus dan Hazel
Image
*pic from justjared.com

Holland, Michigan

Bertemu lagi di cerita jalan2 ^_^

Ā 

Ini cerita lama yang hampiiir expired. Akhirnya muncul setelah diancem “kalo ga ditulis2, entar ga diajak jalan2 lagi lho”. Hiii, aku takut :D. Ngga tau kenapa kadang males. Paling berat pas mulai aja sih, padahal begitu nulis malah seneng.

Menjelang spring kemarin, kita mulai cari info, apa aja yang menarik di Ann Arbor dan sekitarnya. Akhirnya nemu kalo bakal ada Tulip Festival di Holland. Idih, jauh bener ke Belanda? Bukan kok, Holland ini nama kota di Michigan. Penduduknya memang berasal dari Belanda. Tahun 1847, sekelompok separatis aliran Calvinist, di bawah pimpinan Van Raalte, melarikan diri dari Belanda untuk kemudian menetap di “pantai” nya Lake Maccatawa.

Lucu ya, tepi danau kok disebut pantai. Tapi memang danau2 di Michigan ini gede banget. Kalo kita berdiri di pantai, ga keliatan ujung danaunya, udah kaya laut. Dan itulah sebabnya Michigan dikenal sebagai Great Lake state. (Ehem, gw udah pantes belum jadi michiganders? thanks to wiki :D)

Nenek moyang penduduk Holland ini tentunya membawa serta berbagai kebudayaan khas Belanda. Yang paling terkenal adalah bunga tulip. Tahun ini puncak mekarnya diperkirakan sekitar tanggal 4-11 May, sehingga ditetapkan menjadi waktu berlangsungnya Tulip Time Festival.

Tadinya kita janjian sama Ryan/Andi mau brangkat bareng, nginep semalem di sana. Tapi setelah kasak kusuk sana sini, ternyata teman2 northwood yang lain pada mau brangkat juga. Kebetulan ada undangan pengajian michigan juga di Grand Rapid. Akhirnya rame2 sak kelurahan Northwood darmawisata ke Holland. Seru! Ada 7 keluarga yang berangkat, dan yang 5 nginep bareng di sana.

Kita berangkat pagi2, maksudnya mau liat taman tulip dulu baru sorenya ke pengajian. Perjalanan sekitar 1.5 jam. Deket, baru abis Lays sebungkus udah nyampe aja :). Tujuan pertama adalah Veldheer Tulip Garden. Di sana ada sekitar 5 juta bunga yang ditanam. Selain itu, katanya ada bison juga, penasaran pingin liat.

Setelah sampai, kok parkiran udah penuh banget. Kayanya lagi ada gathering atau family day keluarga india. Jadi serasa di antara belanda dan Ā little india :D. Oya, tiket masuk harganya 10 dolar.

Di dalem bunga-bunganya belum semuanya mekar. Tapi udah cantiiikk. Ga nyangka tulip varian warnanya bisa 300 lebih. Malah ada yang kombinasi 2-3 warna sekaligus. Pas masuk, kita dikasih katalog bunga yang ada nomernya. Jadi kalo ada yang pingin kita beli, tinggal catet nomer dan langsung beli bulb (bibit) di toko suvenir.

Ini dia beberapa fotonya

Ke Holland, pake oranye dong ya

Ke Holand, paling pol pake oranye dong ya

Ke Holand, paling pol pake oranye dong ya

L1010695 (640x480)

L1010720 (640x480)

L1010724 (640x480)

Seperti ada thumbelina kecil2 ^^

L1010727 (640x480)

Ini namanya tulip nero, soalnya dark banget

L1010729 (640x413)

unyunyaaa šŸ™‚

Dari Veldheer kita check in ke hotel dulu. Nginepnya di Days Inn, agak keluar kota, soalnya yang di Holland udah penuuhh. Eh mungkin masih ada kamar sih, tapi udah mahal banget (ketauan motif sebenarnya adalah mau ngirit :D). Kamarnya lumayan gede, ada kaya ruang duduknya segala.

Setelah itu kita siraman rohani dulu ke pengajian :). Alhamdulillah yang dateng rame. Makanannya pun banyak hehehe. Bahagia rasanya habis makan soto medan dan kue lupis. Anak2 juga seneng pada main trampolin di halaman belakang.

Malemnya rencana liat kembang api di tepi danau. Sayang kita dateng kemaleman dan udah susah banget cari parkir. Di brosur memang dikasihtau kalo acara mulai jam setengah 7. Tapi kita mikirnya paling kembang api baru dimulai setelah gelap. Jadi aja berangkat jam 9. Akhirnya liat dari dalem mobil sambil jalan pelan2 cari parkir. Pas dapet, turun bentar, eh abis kembang apinya >_<. Tapi lumayanlah dapet suasana rame2, sempet liat pasar malem juga.

Setelah istirahat semalam, paginya kita cuuss ke Windmill Garden. Di sini ada satu2nya kincir angin otentik yang langsung dibawa dari Belanda. Tempat ini bagus banget. Selain kincir angin, di beberapa lokasi ada situs buatan. Misalnya di tepi sungai ada perkampungan indian, lengkap dengan tenda2, perapian, dan orang2 indian. Mereka betul2 beraktivitas sesuai kehidupan sehari2. Ya masak, ya jualan.

Ada juga perang2an Inggris jaman dulu (duh kmrn ga terlalu merhatiin ya, sebenernya ini memotret periode sejarah yang mana). Tapi seru, meriamnya beneran ditembakin. Di sana sini ada anak2 lari2 cuma pake kemeja :). Oh terus ada ibu2 berbaju kuno memintal benang dari bulu domba. Lucuuu deh alat pintalnya.

Terus kita ikut tur naik ke Windmill. Bangunannya dari kayu, sekitar 5 lantai. Kita boleh naik sampai lantai 4. Diceritakan operasional pembuatan tepung dari gandum dengan menggunakan tenaga angin. Windmill ini betul2 masih beroperasi lho. Menarik sekali ngikutin prosesnya. Warning untuk yang takut tinggi dan ruangan sempit, makin ke atas ruangannya makin kecil. Gw juga agak kuatir, kuat ngga nih bangunan kayu abad 19. Apalagi kalo yang naik bohay2 :D. Tapi ga usah takutlah, pasti udah diitung kapasitasnya.

Satu lagi yang menarik, selain untuk produksi tepung, kincirnya windmill bisa dipake untuk kasih kode waktu perang. Misalnya kalo bilah pada mincir serong kanan semua, itu artinya ada pasukan datang. Itu contoh aja, gw lupa detailnya (inilah akibat terlalu lama menunda posting, lali kabeh)

Berikut ini syarat sahnya kami berkunjung ke Holland, alias foto2 depan kincir angin :D.

Ā ??????????????????????

??????????????????????

behind the scene

L1010823 (640x519)

L1010785 (640x480)

L1010784 (640x480)

L1010778 (640x480)

Dari Windmill Garden, kita pindah ke downtown untuk nonton Dutch Dance. Sampe sana masih kurang 1 jam sebelum dance dimulai. Kita cari makan dulu sambil lihat2 art fair yang diadakan sepanjang Tulip Time Festival. Kita cari penjual makanan yang paling rame trus ikut ngantri. Asumsinya rame = enak. Dan bener enak! Model2 sandwich dan kebab. Gw pesen chicken caesar salad dibungkus ala kebab. Yummy, ayamnya gurih, saladnya seger.

Menjelang acara dimulai, kita langsung cari duduk paling depan. Duduknya di pinggir trotoar aja, sambil minum lemonade. Tariannya dilakukan di jalanan yang ditutup. Ada 3 kelompok penari, masing2 kalo ga salah ada 10 orang. Mulai dari yang muda, sampe yang oma2 Ā pun ada. Aaahh, aku senaaang deh lihat oma2 masih sehat dan semangat. Hebat, nari pake klompen tanpa kesandung. Tapi pas gerakan menendang, gw sebagai penonton udah siap2 nunduk aja, jangan2 klompen nya ada yang copot hahaha…

L1010868 (640x480)

L1010860 (640x515)

L1010849 (640x463)

L1010846 (640x449)

Setelah dance selesai kita pun pulang dengan gembira \(^_^)/

Can You Tell?

Yang mana gw dan yang mana Sandy?

Situasi 1

Kita sama2 orang surabaya, sama2 suka rujak cingur, tahu tek, lontong balap, dan kawan2. Tapi si X surabaya asli banget, sedangkan si Y surabaya tapi kaya solo. X spontan, suka guyon, bicaranya heboh dar der dor, sedangkan Y termasuk golongan makhluk halus :D.

Kebayang ga, kalo lagi ngobrol, masing2 perlu saling menyesuaikan dengan style pasangannya. X belajar mengukur tingkat ngambek/sensitivitas Y. Dan Y belajar memahami suara keras X bukan berarti marah (terus lama2 ga ngerti kapan marah benerannya hahaha)

Situasi 2

Dalam hal bepergian, kita sama2 excited kalo mau jalan2. Bedanya A senengnya bikin plan ini itu, kalo bisa yang detail sampe menitnya, dan suka stres kalo denger orang bilang, ” udahlah biar mengalir apa adanya aja”. Nah kalo B biasanya lebih fleksibel karena di situasi2 tak terduga, dia pandai berimprovisasi.

Kadang kalo mau bertamu, A malah udah bahas strategi dan objektif yang ingin dicapai, sedangkan B maunya ya biar nanti obrolan berkembang alami saja. Perbedaan ini kalo ga diatur dengan baik, nanti dialog A dan B bisa agak meletup2 šŸ˜€

Situasi 3

Kita sama2 suka buku. Bedanya si P beneran suka baca, kalo si Q sukanya beli buku terus ditimbun ga dibaca2 hahaha.. Tapi harus diakui pilihan bukunya Q lebih beragam, bukan novel melulu kaya Ā P :p.

Situasi 4

Belanja, ini juga kegemaran kita berdua :D. Tapi style nya agak beda. Si C lebih cermat dan berhati2 memilih barang. Dia bisa lamaaa sekali membandingkan barang satu dengan yang lain, toko satu dengan yang lain. Supaya nanti bener2 puas dapat yang sesuai keinginan. C juga lebih pandai menemukan deal2/diskon di internet.

Nah kalo si D agak slonong boy kalo beli barang. Begitu seneng, langsung bungkus. Prinsipnya makin cepat memutuskan, makin banyak barang yang bisa di beli dalam jangka waktu tertentu hahahah. Tapi ya gitu, barang yang dia beli bukan “deal” yang paling menguntungkan. Makanya kalo blanja online, D suka minta tolong C untuk nyari (sekalian nraktir ;p)

Situasi 5

Masalah selera. Biasanya S ngikutin apa yang lagi trend. Milih apapun, sukanya ngikutin kategoriĀ “most popular”. Kalo makan ke resto yang belum pernah didatengin, pesennya pasti yang best seller. Lagu2 senengnya yang top 40. Baju dan sepatu juga milihnya merk yang sering denger. Intinya S cari aman dan males ber-eksperimen, percaya aja sama pilihan orang banyak.

Sebaliknya si T suka agak anti mainstream. Seleranya spesifik. Makin beda sama orang kebanyakan makin bagus. Misal beli jaket ga mau yang kerahnya umum, kalo bisa yang bukan kaya kerah jaket (nah lo piye itu). Nanti kalo sukses nemu barang bagus, dia dengan senang hati menyebarluaskan ke orang lain :). Mungkin ini yang namanya semangat perintis.

Gimana, susah ga nebaknya?

Udah ah, lima aja, entar diprotes Sandy rahasia dapur kebongkar semua :D.

Jadi gw cuma pingin cerita, kita berdua banyak miripnya, tapi banyak juga engganya. Kalo sabarnya lagi tipis, perbedaan2 ini bisa banget memancing “diskusi hangat”. Ujiannya adalah gimana kita bisa makin pintar memahami karakter pasangan. Dan selalu berpikir positif bahwa suami istri manalah mungkin dengan sengaja menyakiti satu sama lain. Jadi kalo ade sedikit salah-salah kate, maapin aje lah šŸ˜€

Demikian sedikit romantisme istri di hari ulang tahun pernikahan ke-6 (kemarin ding anniversary-nya, lewat sehari :p).

Selalu berdoanya supaya kita bisa grow old together, sakinah, mawaddah, warrahmah

I’d still love to have you beside me for a very very long time šŸ˜‰

??????????????????????

Inferno

Image

* pic from google books *

-spoiler alert-

Ā 
Cerita buku lagi, yuk! Makin lama makin keliatan ya gw itu book worm. Makanya seneng, sekarang akses ke buku2 bagus lagi lancar banget (atau artinya: ga perlu beli ;p). Asal udah megang buku dan cemilan, bisa anteng seharian ga ngerusuhin Sandy hehe.. Sebaliknya kalo lagi ga ada buku, bawaannya salting bingung mau ngapain, terutama kalo ipadnya dipake Sandy main candy crush :D.
Ā 
Balik ke Inferno. Pasti banyak yang udah tau ya, novel karangan Dan Brown ini adalah seri ke-4 petualangan Robert Langdon. Seri tapi ga bersambung, cuma lakonnya aja sama terus. The book is surely on my wish list, as i knew i’d enjoy reading it. Gw expect di dalemnya bakal ada twist, sejarah, arsitektur, dan sandi2.Ā 
Ā 
Dan bener, semuanya ada. Kali ini Mr. Langdon berpetualang di 3 lokasi spektakuler, Florence, Venice, dan Istambul. Untuk mencapai tujuan akhirnya, Langdon mengikuti berbagai clue yang terkait dengan Inferno karya artis besar abad 13, Dante. Ā Kali ini gw baca sambil ga brenti googling. Seru lho, jadi lebih “masuk” ke dalam ceritanya. Misal Langdon lagi lari2 di koridor Vasari, gw jadi bisa bayangin gimana bentuknya. Atau pas diceritain lapisan2 neraka dalam Inferno, gw bisa langsung liat gambarnya. Ya abis, kalo bayangin dari tulisan aja suka salah, mana kosakata masih terbatas >_<.
Ā 
Selain itu gw bisa relate sama antagonisnya. Bukannya gw berbakat jadi penjahat lho yaa hahaha.. Motif si antagonis ini adalah over population dan gw setuju kita ga bisa tutup mata terhadap masalah ini. Ngeri lho liat grafik pertambahan penduduk, 100 tahun belakangan naiknya curam sekali. Harus ada tindakan nyata, karena natural resources kan juga terbatas. Tindakannya ga perlu se-ekstrim penjahat ini. At least, we need to be aware of the impact, thus we can be better prepared.
Ā 
Endingnya agak berbeda dari biasanya. Biasanya kasusnya selesai, Langdon menang lawan penjahat. Tapi kali ini engga! Spoiler much? Hahaha, i’d warned you. Jadi gantung, kita bebas menuntaskan sesuai imajinasi masing2. Duh, ga lega deh bacanya :D. Jadi, demi ketenangan pikiran, gw ngarang ending sendiri aja, kalo akhirnya semua pihak bisa menemukan “obat” untuk menyembuhkan permasalahan yang disebar si penjahat.
Ā 
Satu hal lagi, novel ini kurang menawarkan sesuatu yang baru. Mungkin pembaca setia Dan Brown familier dengan alur ini:
Langdon dijemput dadakan? Ada.
Partner perempuan cantik? Ada.
Kejar2an yang nyaris banget ketangkep? Ada.
Twist nya pun agak ketebak.
Gw jadi sedikit kehilangan faktor “kejutan” , seperti yang bisa ditemukan di buku2 pertamanya.
Ā 
But overall, i enjoy the book. Bahasanya ringan, ceritanya mengalir. Ada efek penasarannya. Pernah mengalami ngga, lagi di tengah2 bab, trus pingin langsung liat bagian akhir untuk tahu jawabannya? Gw gitu berkali2 :D.Ā 
Ā 
Oh selain itu, gw jadi pingin liat Florence. Dan Venice. Dan Istambul ^_^
Ā 
Ā 
Ā